Penjualan Produk KULIT KREASINDO tembus Manca Negara



Membuat produk yang berbeda dari kebanyakan, Hermin Sugianingsih berhasil memosisikan diri menjadi pembuat kerajinan tangan berbahan kulit. Mulai dari kulit sintetis hingga kulit asli.
Perempuan 49 tahun itu kini bisa memasarkan produk homemade-nya ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan ke beberapa negara lain seperti Swiss, Australia, Timor Leste, Malaysia, dan Singapura.
Macam-macam produk yang dihasilkan oleh wanita dengan 3 anak ini seperti toples, tas, tempat payung, hantaran pernikahan, accessories, tempat tissue dan lain sebagainya. Dengan harga terendah mulai Rp 50 ribu hingga Rp 525 ribu, istri dari Effen Winarto itu,  memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaannya sebagai wanita karier dan membuka Kulit Kreasindo Product.
“Sebelum membuka usaha membuka kerajinan kulit ini, jabatan terakhir saya adalah branch manager finance di salah satu perusahaan di Surabaya,” kata Hermin Sugianingsih kepada enciety.co saat ditemui di kediamannya di jalan Barata Jaya XVII, Kamis (7/1/2016).
Selain itu, pengusaha wanita yang mempunyai 6 karyawan ini berani keluar dari rutinitas pekerjaan dulu dikarenakan keinginannya untuk mendarmabaktikan diri menjadi pelayan masyarakat menengah ke bawah.

Mulai dari modin wanita (memandikan jenasah khusus wanita di kawasan Barata Jaya) hingga menjadi kepala sekolah PAUD Manggis di kawasan Jagir Tangsi sejak tahun 2009.
“Dengan menjadi pelayan masyarakat walau ndak seperti bu Risma (Wali Kota terpilih Surabaya 2015-2020), namun itu membuat hati bahagia. Selain itu, berkat doa dari warga yang terbantu dengan usaha saya membuat produk dari kulit ini laris manis lho,” ujarnya lalu tertawa.
Peraih penghargaan Cipta Adi Karya Nugraha di tahun 2015 ini juga mempunyai 6 outlet untuk memamerkan berbagai produk kulitnya. yaitu di Royal Plasa, kantor Pemkot Surabaya, terminal Internasional Juanda, sentra UKM MERR, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kedungdoro dan Museum Surabaya di Jalan Tunjungan.
Ia menceritakan, awal membuka usaha membuat kerajinan kulit berawal dari dirinya yang bertamu ke rumah temannya dan melihat bahwa pajangan bisa dipercantik. Dengan bergabung bersama rekannya, Hermin pun berusaha membuat berbagai produk kulit dengan dibantu suaminya pada tahun 2010 lalu.
Sayangnya, kelangengan usaha pun akhirnya harus diakhiri dikarenakan temannya tidak mau berlaku jujur terhadap pembagian hasil usaha. Akhirnya dia pun memutuskan mendirikan sendiri usaha pembuatan produk kulit tersebut.
“Namun produk saya berbeda dengan lainnya. Mulai dari bahan yang dipakai yaitu biasanya produk lain bahan dasarnya pakai kertas karton sedang kami tidak. Harus memakai triplek dan kayu. Itu membuat produk kami awet hingga disenangi kalangan menengah atas. Sedangkan kulit saya ambil di Kramat Gantung Surabaya dan sebagian ada yang pesan di Jakarta,” aku dia.
Dengan menjadi mitra binaan itulah, Hermin akhirnya mendapatkan bantuan modal Rp 20 juta. dana tersebut olehnya dipergunakan untuk membeli mesin plong kulit unruk kelancaran usahanya.
Selain itu, dengan menjadi mitra binaan, membuat Hermin terus menerus mengikuti berbagai pameran di seluruh Indonesia. Sebulan biasanya, Hermin mengikuti pameran 3 hingga 4 kali keluar pulau.
“Dengan pameran inilah, masyarakat mengenal produk saya. Bahkan sekarang Bank Kalimantan Selatan (Kalsel) rutin meminta saya membuat souvenir kulit buat nasabah mereka,” tutur pengusaha yang beromzetkan Rp 10 juta per bulan ini mengakhiri. (wh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan Dengan Jenis Kulit Crazy Horse Leather

Cara Membersihkan Tas Yang Berjamur Paling Praktis Dengan Bahan Alami

Kelebihan dan Kekurangan kulit asli dan sintetis